Undangan
- seminaritinggikaj
- 22 Agu 2024
- 2 menit membaca
Bacaan Puncta : Matius 22:1-14
Dibuat oleh : Fr. Marcelino Valerian Nainggolan
Saudara/i yang terkasih,
Ketika saya masih duduk dibangku seminari menengah, saya terinspirasi dari sebuah kata pengantar Misa seorang imam. Ia selalu mengajak kami untuk bersyukur kepada Tuhan atas undangan-Nya untuk hadir dalam perjamuan Ekaristi hari itu. Saya bertanya-tanya dalam hati, bukankah Misa yang sedang kami rayakan ini adalah jadwal tetap komunitas seminari? Bukankah waktu yang telah ditetapkan untuk kami merayakan Ekaristi sudah ditetapkan oleh staf seminari? Lalu, bagaimana Allah mengundang kami semua untuk merayakan Ekaristi? Bukankah ini semua rencana manusia? Jujur, saya tidak memahami apa arti undangan Allah bagi umat-Nya untuk hadir dalam perjamuan Ekaristi seperti yang diutarakan oleh imam tersebut setiap kali beliau merayakan Ekaristi.
Dalam bacaan Injil yang sedang kita renungkan, ada satu kata yang selalu diulang-ulang, yaitu “Undangan”. Kata tersebut diulang sebanyak 5x dalam satu perikop. Hal ini menandakan bahwa kata tersebut mempunyai makna dan penekanan yang sangat penting yang ingin disampaikan oleh penulis Injil. Saya ingin mengajak kita untuk membaca ulang ayat lima sebagai titik berangkat permenungan kita malam ini.
“Namun, orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya”.
Saya selalu membayangkan, kalau kita menerima undangan berarti kita adalah orang-orang yang dihargai dan dikasihi oleh orang tersebut. Setidaknya diri kita bermakna di mata orang yang mengundang tersebut. Namun, sayangnya, orang-orang yang diundang ke pesta perjamuan kawin anak raja di dalam Injil tersebut tidak mau datang. Mereka sibuk dengan urusan duniawi mereka masing-masing. Hingga akhirnya, ketika utusan raja mengundang orang-orang yang ada di persimpangan jalan, barulah ruangan pesta menjadi penuh. Kita dapat melihat betapa orang-orang di awal tadi tidak menghargai undangan raja ke dalam pesta perjamuan anaknya. Mereka tidak sadar bahwa mereka diundang karena mereka adalah pribadi yang sangat dihargai dan dikasihi.
Saudara/I terkasih, setiap hari kita diundang oleh Tuhan untuk hadir dalam Perjamuan Ekaristi, Perjamuan Nikah Anak Domba. Namun, berapakah dari antara kita yang merasa sepenuhnya hadir dalam Perayaan Ekaristi? Tubuh kita memang di sini, tetapi roh dan jiwa kita memilih untuk tidak hadir dan sibuk dengan pikiran atau urusan kita masing-masing. Kita terkadang merasa bahwa hadir dalam Ekaristi hanyalah kewajiban dan aktivitas saja. Padahal, kalau kita renungkan secara lebih mendalam, kita diundang ke dalam Perjamuan Ekaristi adalah karena kita pribadi yang dihargai dan dikasihi oleh Tuhan. Maka, jangan pernah merasa bahwa Ekaristi harian atau mingguan adalah sebuah beban. Namun, rasakanlah bahwa setiap kali kita diundang Tuhan dalam Perjamuan Ekaristi, hal itu berarti Tuhan memandang kita sebagai pribadi yang dihargai dan dicintai oleh-Nya. Sekali lagi, kita diundang karena kita berharga dan dicintai oleh Tuhan sendiri.
Semoga Bunda Maria mendoakan kita untuk semakin merasakan diri sebagai pribadi yang dihargai dan dikasihi oleh Yesus karena diundang masuk ke dalam pesta perjamuan-Nya. Amin.
Gambar : Foto diambil dari Google Chrome
Renungan Firman Tuhan Dari Frater Marcel Sangat Menarik dikatakan Dalam bacaan Injil yang sedang kita renungkan, ada satu kata yang selalu diulang-ulang, yaitu “Undangan”. Kata tersebut diulang sebanyak 5x dalam satu perikop. Hal ini menandakan bahwa kata tersebut mempunyai makna dan penekanan yang sangat penting yang ingin disampaikan oleh penulis Injil. Saya ingin mengajak kita untuk membaca ulang ayat lima sebagai titik berangkat permenungan kita malam ini.
“Namun, orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya”.
Intinnya : Tubuh kita memang di sini, tetapi roh dan jiwa kita memilih untuk tidak hadir dan sibuk dengan pikiran atau urusan kita masing-masing. Kita terkadang merasa bahwa hadir dalam Ekaristi hanyalah kewajiban dan aktivitas saja.…
Terima Kasih banyak Frater Marcel untuk renungan Firman Tuhan yang Indah.