Ali Agca merupakan sosok yang tak pernah dilupakan oleh umat Katolik seluruh dunia. Tahun 1981, ia melakukan aksi fenomenal dan membahayakan bagi Paus Yohanes Paulus II yaitu dengan menembaknya. Peluru itu melukai Yohanes Paulus II hingga ia harus lama mendekam di rumah sakit untuk perawatan. Meskipun begitu, paus Yohanes Paulus II mengunjunginya di penjara bahkan mengampuninya.
Pengampunan memang menjadi ciri yang melekat pada Yohanes Paulus II. Peristiwa itu semakin menegaskan pribadinya yang pengampun. Kehidupan yang dihiasi oleh kekejaman perang ketika muda itulah yang menjadikan Yohanes Paulus II tumbuh sebagai pribadi pengampun. Ia melihat bahwa perang tidak pernah menghasilkan apapun kecuali penderitaan sehingga pengampunan tentu mengambil peran penting di tengahnya. Saya rasa pengampunan memang menjadi jantung hidupnya. Kalau pengampunan laksana sebuah jantung, darah-darah yang dipompa keluar pastinya juga beraliran sama yaitu pengampunan. Artinya, buah-buah pribadinya, seperti gagasan dan tindakannya, pasti juga bernada sama yaitu seputar nada pengampunan. Mengutip buku Yohanes Paulus II tentang Keadilan dan Perdamaian karangan T. Krispurwana Cahyadi SJ, gagasan besar nan kompleks yang dinamakan perdamaian dinilai Yohanes Paulus II sebagai pengampunan. Pengampunan dan rekonsilisasi dilihat sebagai cara memulihkan martabat pribadi manusia dan dari situlah perdamaian sejati di dunia tumbuh. Bayangkan, ketika orang masih pusing mengenai kompleksitas gagasan yang bernama perdamaian, ia menerangkan bahwa hal kompleks itu dapat digapai lewat cara sederhana yaitu mengampuni.
Kita bisa melihat cara Yohanes Paulus II menitikberatkan pengampunan dalam hidupnya. Saya mengambil kesimpulan dan berusaha mengistilahkannya dengan forgiveness as the way of life. Pengampunan harus menjadi cara hidup dan jalan yang ditapak dalam kehidupan kita. Kita belajar dari Yohanes Paulus II bahwa jika pengampunan tidak dilakukan, tidak dijadikan jantung kehidupan, tidak dijadikan “the way of life” maka kehidupan baik yang penuh damai rasanya sulit digapai. Kita semua tentu ingin menggapai kehidupan damai itu, maka mulai sekarang mari menaruh pengampunan sebagai jalan hidup dan berani untuk mengampuni karena lewat pengampunanlah segala sesuatu yang baik itu muncul. Kita perlu mengarahkan diri untuk jangan terus menggenapi sabda Yesus yaitu “ampunilah musuhmu!” Hal ini dikarenakan musuh tidak ada lagi, karena semuanya sudah menjadi saudara.
“Semoga unggahan kata-kata John Lennon ini (memeringati 50 tahun penulisan lagu Imagine) selalu menggema dalam hidup kita. Bayangake kabeh wong urip tentrem.”
コメント