top of page
Postingan Instagram Projak.jpg

"Tenggelam dalam Sorak"

Bacaan Puncta : Markus 9 : 14-29

Dibuat oleh : Fr. Samuel Setiawan

Melihat bacaan dari Injil Markus ini, saya mau menawarkan dua kuntum yang bisa menjadi bahan permenungan untuk kita semua. Pertama, perhatian saya tertuju pada perkataan Yesus: “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.” Pernyataan ini mengundang pertanyaan bagi kita: Apakah para murid tidak berdoa saat mencoba mengusir roh jahat itu? Bisa jadi, mereka begitu terbuai oleh pengalaman sebelumnya, saat mereka diberikan kuasa untuk mengusir roh-roh jahat, sehingga mereka mulai mengandalkan diri sendiri dan lupa akan sumber kekuatan sejati, yaitu Tuhan sendiri. Mungkin mereka terjebak dalam popularitas dan kebanggaan sebagai murid Sang Guru, sehingga tanpa sadar mengabaikan sikap bersandar sepenuhnya pada Tuhan. Hal ini bisa menjadi refleksi yang mendalam bagi kita semua. Apakah kita selama ini bersikap layaknya mewartakan Yesus dalam kehidupan sehari-hari kita, ataukah justru malah kita fokus pada diri sendiri untuk terlihat tampil baik dan dianggap sebagai orang yang seru.

Pada saat kita sudah mulai merasa memiliki kemampuan public speaking yang baik, memiliki wawasan yang luas, mendapatkan pengakuan dari orang lain, bisa saja tanpa disadari bahwa pewartaan kita menjadi lebih fokus pada diri sendiri dan bukan kepada Tuhan. Dalam konteks pelayanan, apapun bentuknya, saya rasa popularitas tentunya menjadi tantangan bersama.  Sehingga kita bersama perlu menyadari betul akan keberadaan tantangan ini.

Kuntum yang kedua berasal dari kisah sang ayah dalam Injil yang sempat mengalami keraguan. Mungkin kita pernah ada dalam kondisi keraguan atau bahkan meragukan apakah Tuhan bisa. Kepercayaan kepada Tuhan menunjukkan bahwa dalam perjalanan iman, keraguan adalah hal yang wajar. Namun, seperti sang ayah dalam Injil yang berkata, "Aku percaya, tolonglah aku yang tidak percaya ini!", kita diajak untuk tetap melangkah dalam iman, meskipun di tengah ketidakpastian. Terkadang, mujizat dan kekuatan Tuhan baru akan nyata ketika kita berani melangkah dengan percaya.

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa mewartakan Tuhan tidak hanya dalam kata-kata, tetapi juga melalui setiap tindakan dan sikap dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bersandar kepada-Nya, kita diajak untuk terus mempercayai bahwa segala sesuatu dapat terjadi menurut kehendak-Nya, asalkan kita memiliki iman yang teguh. Sebab dalam setiap langkah yang kita ambil, kepercayaan kepada Tuhan akan menjadi kekuatan yang menuntun dan menyertai kita.


Gambar : Rutinitas Para Frater untuk Berdoa Bersama
Gambar : Rutinitas Para Frater untuk Berdoa Bersama

Комментарии


bottom of page