"Rendah hati kepada sang murah hati"

Bacaan Puncta : Lukas 11: 5–13

Dibuat oleh : Fr. Rafael Advenando Kusumandaru

Ketika saya masih kecil, ada satu pengalaman yang terekam jelas di ingatan saya. Waktu itu saya masih kelas 1 SD. Di malam hari kira-kira pukul 21.00, aku masih terjaga, menunggu ayah pulang dari tempat kerja. Tapi saat itu, yang datang malah tetangga saya. Namanya Om Wondo. Saya tidak tahu apa yang dibicarakannya kepada ibu, yang jelas ibu segera mengemas baju. Setelah itu, kami berangkat naik motor berempat. Saya duduk di depan Om Wondo dan adik ada di pelukan ibu. Singkat cerita kami sampai ke stasiun Pasar Senen dan naik kereta. Tidak banyak yang saya ingat setelahnya. Yang saya ingat hanyalah ayah yang menangis karena ibunya meninggal.

Saya kira bacaan untuk esok hari tidak jauh berbeda dari pengalaman yang saya ceritakan ini. Ayah yang kebingungan, meminta tolong teman kerjanya, yang juga tetangganya, untuk mengantarkan kami bertiga hingga naik ke kereta. Syukur, tetangga saya mau mengusahakannya. Jika sahabat, yang digambarkan dalam perumpamaan timbul rasa penolakan–tapi tetap menolongnya, saya yakin, Allah yang murah hati selalu bersedia untuk menolong kita, bahkan sebelum kita memintanya, karena Yesus berkata, “Mintalah, maka kamu akan diberi, carilah, maka kamu akan mendapat, ketuklah, maka kamu akan dibukakan pintu.”

Lalu bagaimana tanggapan kita yang seharusnya? Bacaan tadi pagi, ketika seorang dari murid-Nya bertanya bagaimana cara berdoa, Yesus menjawabnya dengan doa yang sekarang kita kenal, doa Bapa Kami. Kata-kata dalam doa Bapa Kami memiliki nuansa kerendahan hati. Saya menyimpulkannya: Tuhan yang Maha murah, ingin agar kita menjadi rendah hati. Rendah hati mau menerima kekurangan dan keterbatasan, dan rendah hati dalam mengungkapkan apa yang kita inginkan. 

Maka, saya mengajak teman-teman, agar tidak ragu untuk menyelipkan apa yang teman-teman harapkan dalam doa. 

Gambar : Para Frater Mengadakan Rekoleksi Bersama Romo Sutopanitro