top of page
Postingan Instagram Projak.jpg

"Menjalin Relasi Yang Setia Kepada Tuhan Merupakan Perwujudan Roh Cinta Yang Hadir di Dunia"

Bacaan Puncta : Lukas 15 : 11-32


Dibuat oleh : Fr. Yapin Sean Habeahan


Perumpamaan tentang anak yang hilang


Saudara-saudara terkasih, dalam kesempatan kali ini, bacaan Injil yang kita bacakan menghantar kita untuk mari sejenak melihat kembali perjalanan rohani di masa prapaskah. Berbicara tentang perjalanan, kita dapat bertanya “Dalam perjalanan, kita berjalan dengan siapa?” Tentu tidak lain dan tidak bukan adalah Allah, Sang sumber rohani kita dalam menjalani masa prapaskah ini. Oleh karena itu, perjalanan rohani ini berkaitan dengan relasi diri kita dengan Allah.

Bacaan tentang anak yang hilang menggambarkan bagaimana si anak bungsu menjalani perjalanan rohani yang tidak mudah. Ia kehilangan arah ketika semuanya yang diandalkan adalah pemenuhan akan diri sendiri (egois). Tindakan meninggalkan rumah untuk foya-foya menjadi cerminan kita dalam perjalanan rohani kita. Jangan-jangan kita juga sedang meninggalkan rumah hanya untuk foya-foya memenuhi keinginan diri sendiri. Foya-foya dapat disinonimkan dengan hal-hal yang senang. Maka dalam konteks itu kita dapat bertanya “Apakah saat ini ada hal-hal senang (foya-foya) yang sedang ku perjuangkan?” Hal ini menjadi penyadaran kembali kita untuk menjaga keintiman relasi dengan Tuhan untuk mencapai perjalanan rohani yang sejati.

Kita juga dapat bertanya, “Apakah perjalanan rohani ini mempunyai tujuan atau arah yang jelas?” Menurut bacaan yang kita bacakan, bahwa arah perjalanan rohani kita adalah Kepulangan sejati, yaitu dengan memilih jalan Yesus, di mana kita mengakui hal-hal baik dan menyakitkan dalam hidup kita dan kita memohon kesabaran dan keberanian untuk memaafkan semua orang yang telah melukai kita dalam perjalanan. Disposisi batin anak sulung menjadi gambaran cinta manusia yang adalah terbatas dan bersyarat, tetapi itu membuat kita mencari cinta yang tak bersyarat dan tak terbatas. Maka jalan kepulangan sejati ini membawa kita pada jalan melalui padang gurun penderitaan menuju keindahan sesungguhnya yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita.

Maka untuk menjadi renungan kita bersama Tuhan. Saya mengajak Romo dan teman-teman di dalam doa kita untuk membayangkan Yesus yang sedang menemani kita dalam perjalanan rohani ini memberikan suatu nasihat:

“Kamu harus menjadi anak dewasa yang sepenuhnya dari Cinta Tanpa Syarat seperti aku. Kamu harus menjalani persekutuan dengan Cinta itu sendiri yang begitu intim sehingga kamu juga menjadi perwujudan Roh Cinta yang hadir di dunia.”

-Yaps-

Gambar : Paroki Halim, Gereja St Agustinus
Gambar : Paroki Halim, Gereja St Agustinus

Comments


bottom of page