top of page
Postingan Instagram Projak.jpg

Langkah Awal Membaca Kitab Suci

seminaritinggikaj

Kitab Suci adalah sumber iman kita orang Katolik. Melalui Kitab Suci, kita mampu mempererat hubungan kita dengan Allah. Kitab Suci hadir di tengah – tengah kita agar kita mampu mengenal Allah yang menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus. Beruntungnya kita, Kitab Suci diperuntukkan untuk setiap orang tanpa terkecuali. Namun sadar atau tidak, kita seringkali melupakan hal tersebut. Kita jarang membaca Kitab Suci dengan alasan tidak punya waktu, takut salah tafsir, membosankan. Kitab Suci seringkali hanya menjadi pajangan di lemari rumah, bisa jadi di antara kita ada yang membuka Kitab Suci kalau diminta pastor saja. Pengalaman seperti ini juga pernah saya alami. Pengalaman itulah yang kiranya ingin saya bagikan kepada sahabat – sahabat seperjalanan.

Sebelum masuk seminari, saya termasuk orang yang tidak pernah membaca Kitab Suci. Saya punya banyak alasan untuk tidak membaca Kitab Suci. Saya berpikir bahwa Kitab Suci itu membosankan, tidak menarik, dan hanya dibaca oleh para imam. Akibatnya, Kitab Suci menjadi buku yang asing bagi saya. Suatu hari, saya ditunjuk untuk mewakili kelas dalam lomba Kitab Suci. Menghadapi lomba itu, saya tidak melakukan persiapan apa–apa. Toh saya berpikir persiapan tidak akan mengubah fakta bahwa saya sama sekali tidak mengenal Kitab Suci. Hasil lomba itu mudah ditebak, saya kalah telak karena tidak mampu membuka perikop yang dimaksud panitia. Saya tidak tahu dimana letak kitab Bilangan, Mazmur, Zakharia, dan bahkan tidak tahu apakah kitab Ayub termasuk Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru. Saya ingat sekali pengalaman itu. Itulah saat ketika para guru dan teman–teman menertawakan saya yang hanya duduk diam tidak mampu menjawab. Singkat kata, saya buta sama sekali soal Kitab Suci. Kemudian, di satu titik, saya berubah. Saya mulai mencintai Kitab Suci dan berusaha untuk konsisten membacanya setiap hari. Perubahan ini dipicu oleh pertemuan saya dengan seorang teman yang senang membaca Kitab Suci. Ketika ditanya mengapa ia senang membaca Kitab Suci, ia menjawab bahwa ia menemukan dirinya diteguhkan. Saya kagum dengan semangatnya itu dan berusaha meneladaninya. Dari pengalaman ini, saya mengajak sahabat–sahabat seperjalanan untuk menyadari pentingnya motivasi/niat sebagai langkah awal dalam membaca Kitab Suci. Hal ini yang seringkali dilupakan orang. Dalam pengalaman saya, motivasi itu muncul dengan semangat meneladani teman yang telah terlebih dahulu mencintai Kitab Suci. Saya yakin, jika tanpa motivasi, mudah sekali kebosanan datang. Motivasi berperan penting agar kita tidak mudah goyah ketika bosan dan godaan untuk meninggalkan Kitab Suci muncul. Motivasi pribadi juga penting sebagai bentuk persiapan kita bertemu Allah yang benar–benar hadir secara nyata dalam Sabda.


Setelah membangun motivasi pribadi (persiapan) yang kuat, barulah kita dapat membaca Kitab Suci dan mencintainya. Mulailah dengan terlebih dahulu membaca satu perikop atau bacaan untuk esok hari. Temukanlah hal yang menarik perhatian sahabat–sahabat seperjalanan. Garisbawahilah hal yang menarik, dan bagikanlah kepada keluarga dan orang–orang terdekat. Setelah mulai terbiasa membaca satu perikop, mulailah membaca 3 perikop, 1 bab, dst. sehingga kebiasaan baik ini terbangun. Jadi tunggu apa lagi! Bangunlah motivasi, duduklah di kursi, carilah tempat yang hening, persiapkanlah hati, bacalah Kitab Suci, dan nikmatilah pertemuan sahabat– sahabat seperjalanan dengan Yesus. Tuhan memberkati. Amin!


380 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


FRATER PROJAK

Seminari Tinggi Santo Yohanes Paulus II 

Keuskupan Agung Jakarta

Jl. Cempaka Putih Timur XXV No. 7-8, Jakarta 10510

Follow Kami 

  • Instagram
  • TikTok
  • Youtube
  • Facebook

©2023 by fraterprojak. Proudly created with Bidel Panggilan

bottom of page