Bacaan Puncta : Lukas 12 : 49-53
Dibuat Oleh : Fr. Emanuel Bageubaibi Iyai
"Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!”
Perikop yang dikutip dari bacaan injil untuk hari kamis, dapat kita pahami tentang rancangan Tuhan dalam dunia. Yesus secara terus-terang mengatakan tujuan kehadiran-Nya dalam dunia. Ia datang untuk melemparkan api kedalam dunia. Firman yang dibawa oleh-Nya adalah ‘Api’ yang membakar dunia. Kehadiran Yesus di dalam dunia memberikan perdamaian bagi mereka yang menerima firman-Nya dan juga sebagai api perselisihan bagi mereka yang menolak Firman-Nya.
Setiap perjuangan yang dilakukan dalam hidup untuk mencapai sebuah tujuan, selalu beriringan dengan pengorbanan. Hasil yang diperoleh akan selalu sepadan dengan pengorbanan yang direlahkan dalam mencapai tujuan. Seperti Api Firman yang dibawa oleh Yesus dalam dunia, pengorbanan yang harus direlakan oleh Yesus adalah penyerahan diri-Nya. Yesus sendiri mengatakan kepada muridnya demikian “Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku sebelum hal itu berlangsung” kata-kata ini memberikan gambaran bahwa Yesus sangat gelisa hati-Nya sebelum pembaptisan itu berlangsung. Pembaptisan yang dimaksudkan Yesus adalah penderitaan yang dihadapi-Nya hingga sampai wafat. Pengorbanan yang direlakan oleh-Nya adalah pengorbanan totalitas agar Api Firman-Nya tetap menyalah di bumi.
Pengorbanan Yesus menjadi tanggung jawab setiap pribadi yang menerima Api Firman-Nya. Api Firman yang dibawa-Nya adalah ‘Cinta Kasih’ bagi setiap manusia. Setiap pribadi yang menerima firman-Nya, Mendapat tugas untuk menjaga dan merawat api firman-Nya agar tetap menyalah. Di dalam kehidupan sehari-hari, Tuhan menginginkan agar api ‘ Cinta Kasih’ tetap dibagikan kepada sesama manusia. Meskipun api ‘Cinta Kasih’ tidak selalu mendapat tempat yang baik dihati setiap pribadi, Tuhan tetap menginginkan kesetian dalam mengobarkan api “Cinta Kasih-Nya”
Melalui renungan ini, Tuhan mengajak kita untuk melihat kembali api ‘Cinta Kasih’ yang kita kobarkan tiap hari dalam komunitas atau keluarga tempat kita tinggal. Bagaimana cara kita dalam menanggapi setiap api yang dikobarkan oleh teman-teman komunitas atau keluarga demi kebaikan bersama ?
Comments